Bab
Penutup: Titik Temu
Beberapa tahun telah berlalu sejak Mira dan Ali berpisah. Kehidupan telah membawa mereka ke jalan masing-masing yang jauh berbeda. Mira kini menjalani kehidupannya di kota besar sebagai seorang penulis ternama, dikenal karena novel-novel yang sarat emosi dan kejujuran. Sedangkan Ali, seorang arsitek, telah menetap di sebuah kota kecil, merancang rumah-rumah yang penuh cerita dan kehidupan.
Suatu hari, Mira diundang untuk
menghadiri peresmian sebuah proyek besar di kota kecil itu—sebuah gedung
perpustakaan yang dirancang oleh Ali. Mira awalnya ragu untuk pergi, namun
dorongan rasa ingin tahu, bercampur dengan kenangan lama, membuatnya menerima
undangan itu.
Saat mereka bertemu di acara
tersebut, rasanya seolah waktu berhenti. Ali terlihat bijaksana dengan senyum
yang sama, sementara Mira memancarkan kepercayaan diri yang penuh dengan cerita
hidupnya. Pembicaraan mereka dimulai dengan canggung, membahas hal-hal ringan
seperti cuaca, dan berangsur menuju percakapan yang lebih dalam.
Ali menunjukkan desain
perpustakaan yang ia buat, yang mencerminkan perjalanan waktu—sebuah
penghormatan terhadap kenangan, pembelajaran, dan harapan. Mira merasa bahwa
bangunan itu seolah berbicara kepadanya, mengingatkannya akan perjalanan
emosional mereka berdua.
Malam itu, mereka berbicara
tentang mimpi, kehilangan, dan cinta. Ali mengungkapkan bahwa ia sering
terinspirasi oleh kenangan mereka. Mira, dengan hati yang terbuka, mengakui
bahwa banyak dari tulisan-tulisannya adalah cara untuk memahami apa yang pernah
terjadi di antara mereka.
Namun, jawaban atas pertanyaan
besar tetap menggantung di udara. Akankah mereka mencoba lagi, atau membiarkan
jalan masing-masing tetap tak bersilangan?
Ali berkata pelan, "Mungkin
cinta itu bukan tentang mengulang sesuatu yang lama, tapi tentang menciptakan
sesuatu yang baru." Mira tersenyum, memahami bahwa keputusan mereka bukan
tentang masa lalu, melainkan tentang bagaimana mereka memilih untuk melangkah
ke depan.
Mereka berjalan berdampingan keluar dari perpustakaan—dua jiwa yang telah tumbuh, saling menghormati perjalanan masing-masing, dan menyimpan kemungkinan dalam hati mereka. Akankah mereka bersama lagi? Itu bukanlah akhir, melainkan sebuah awal yang baru.
Bab
Lanjutan: Jejak Langkah
Pagi berikutnya membawa sinar matahari lembut yang menerpa kaca-kaca perpustakaan. Mira dan Ali memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kota kecil itu, berbagi cerita tentang kehidupan yang telah mereka jalani. Meski bertahun-tahun terpisah, mereka menemukan bahwa hubungan mereka tetap penuh keakraban dan kehangatan, seolah waktu tak pernah menggerusnya.....
Bersambung .......
Sekian dulu cerita dari Mas Zay.... tunggu Bab Lanjutan... semoga pembaca masih penasaran...
Semangat terus
BalasHapusSmngt terus
BalasHapus