Kamis, 17 April 2025

Cinta Yang Tertunda (Bab Penutup: Titik Temu)


 

Bab Penutup: Titik Temu

Beberapa tahun telah berlalu sejak Mira dan Ali berpisah. Kehidupan telah membawa mereka ke jalan masing-masing yang jauh berbeda. Mira kini menjalani kehidupannya di kota besar sebagai seorang penulis ternama, dikenal karena novel-novel yang sarat emosi dan kejujuran. Sedangkan Ali, seorang arsitek, telah menetap di sebuah kota kecil, merancang rumah-rumah yang penuh cerita dan kehidupan.

Suatu hari, Mira diundang untuk menghadiri peresmian sebuah proyek besar di kota kecil itu—sebuah gedung perpustakaan yang dirancang oleh Ali. Mira awalnya ragu untuk pergi, namun dorongan rasa ingin tahu, bercampur dengan kenangan lama, membuatnya menerima undangan itu.

Saat mereka bertemu di acara tersebut, rasanya seolah waktu berhenti. Ali terlihat bijaksana dengan senyum yang sama, sementara Mira memancarkan kepercayaan diri yang penuh dengan cerita hidupnya. Pembicaraan mereka dimulai dengan canggung, membahas hal-hal ringan seperti cuaca, dan berangsur menuju percakapan yang lebih dalam.

Ali menunjukkan desain perpustakaan yang ia buat, yang mencerminkan perjalanan waktu—sebuah penghormatan terhadap kenangan, pembelajaran, dan harapan. Mira merasa bahwa bangunan itu seolah berbicara kepadanya, mengingatkannya akan perjalanan emosional mereka berdua.

Malam itu, mereka berbicara tentang mimpi, kehilangan, dan cinta. Ali mengungkapkan bahwa ia sering terinspirasi oleh kenangan mereka. Mira, dengan hati yang terbuka, mengakui bahwa banyak dari tulisan-tulisannya adalah cara untuk memahami apa yang pernah terjadi di antara mereka.

Namun, jawaban atas pertanyaan besar tetap menggantung di udara. Akankah mereka mencoba lagi, atau membiarkan jalan masing-masing tetap tak bersilangan?

Ali berkata pelan, "Mungkin cinta itu bukan tentang mengulang sesuatu yang lama, tapi tentang menciptakan sesuatu yang baru." Mira tersenyum, memahami bahwa keputusan mereka bukan tentang masa lalu, melainkan tentang bagaimana mereka memilih untuk melangkah ke depan.

Mereka berjalan berdampingan keluar dari perpustakaan—dua jiwa yang telah tumbuh, saling menghormati perjalanan masing-masing, dan menyimpan kemungkinan dalam hati mereka. Akankah mereka bersama lagi? Itu bukanlah akhir, melainkan sebuah awal yang baru.


Bab Lanjutan: Jejak Langkah

Pagi berikutnya membawa sinar matahari lembut yang menerpa kaca-kaca perpustakaan. Mira dan Ali memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kota kecil itu, berbagi cerita tentang kehidupan yang telah mereka jalani. Meski bertahun-tahun terpisah, mereka menemukan bahwa hubungan mereka tetap penuh keakraban dan kehangatan, seolah waktu tak pernah menggerusnya.....

Bersambung .......

Sekian dulu cerita dari Mas Zay.... tunggu Bab Lanjutan... semoga pembaca masih penasaran...

2 komentar: