Senin, 14 April 2025

Cinta Yang Tertunda (Bab 2: Jembatan Cinta)



Bab 2: Jembatan Cinta

Langit malam penuh bintang menemani Mira yang duduk termenung di beranda rumahnya. Ia tidak bisa berhenti memikirkan pertemuan singkat dengan Ali. Ada sesuatu yang berbeda dari pemuda itu—begitu tulus, sederhana, dan penuh semangat hidup. Mira merasa ada jarak besar antara dunianya yang serba nyaman dan dunia Ali yang penuh perjuangan. Namun entah mengapa, ia ingin menjelajahi dunia itu.

Kesempatan datang lebih cepat daripada yang Mira duga. Seminggu setelah acara bakti sosial, ia mendengar dari salah satu staf keluarga bahwa Ali adalah mahasiswa yang sering datang ke perpustakaan umum untuk mengerjakan tugasnya. Dengan rasa penasaran yang semakin besar, Mira memutuskan untuk datang ke perpustakaan dengan alasan mencari buku.

Di sana, ia melihat Ali sedang duduk di salah satu sudut ruangan, dikelilingi tumpukan buku dan laptop tua. Mira memberanikan diri untuk mendekatinya.

Mira: "Hei, Ali, kan?"

Ali mengangkat wajahnya, sedikit terkejut, tetapi kemudian tersenyum kecil. "Oh, iya. Kamu Mira, kalau nggak salah?"

Mira mengangguk. "Kamu sering ke sini, ya?"

Ali: "Iya, tempatnya tenang, dan koleksi bukunya lengkap."

Percakapan sederhana itu menjadi awal dari serangkaian pertemuan mereka. Mira mulai sering datang ke perpustakaan, kadang dengan alasan mencari buku, kadang hanya ingin duduk di dekat Ali. Mereka mulai berbagi cerita—tentang kehidupan, mimpi, dan perjuangan.

Mira: "Ali, kamu nggak pernah merasa hidup ini terlalu berat?"

Ali tersenyum kecil. "Tentu saja berat, tapi itu bukan alasan untuk menyerah. Saya percaya setiap orang punya jalan masing-masing."

Mira: "Kadang aku merasa semua yang aku punya tidak benar-benar membuatku bahagia. Semua ini seperti... kosong."

Ali menatapnya dengan mata penuh pengertian. "Bahagia itu bukan tentang apa yang kita punya, tapi bagaimana kita menjalani hidup. Kamu mungkin hanya belum menemukan alasan untuk bahagia."

Semakin sering mereka bertemu, semakin dalam hubungan mereka berkembang. Mira mulai melihat dunia dari sudut pandang Ali, dan Ali mulai memahami bahwa tidak semua orang yang kaya bahagia dengan kehidupannya. Namun, bayangan tentang kesenjangan di antara mereka tidak pernah sepenuhnya hilang.

Konflik mulai muncul ketika teman-teman Mira mulai curiga dan memberikan komentar tajam tentang kedekatan mereka. "Mira, kamu serius bergaul sama cowok kayak dia? Apa kata orang nanti?" tanya salah satu temannya dengan nada merendahkan.

Mira merasa tertekan, tetapi ia juga sadar bahwa Ali berbeda dari siapa pun yang pernah ia kenal. Di sisi lain, Ali juga mulai merasakan bahwa dunia Mira terlalu jauh dari dunianya, dan meskipun ia menyukai Mira, ada keraguan yang menghantuinya.

Bagaimana sobat pembaca.... masihkah ingin melanjutkan ceritanya.....


Bab 3: Rahasia yang Terbongkar ......

Pada bab ini Mas Zay bercerita tentang Keluarga Mira ternyata menyimpan rahasia. Ayah Mira dulu berasal dari latar belakang sederhana seperti Ali, dan suksesnya tidak didapatkan dengan cara yang sepenuhnya bersih. Ketika Mira mengetahui ini, dia mulai mempertanyakan nilai-nilai keluarganya. Di saat yang sama, Ali mengetahui bahwa keluarganya pernah menjadi korban dari kebijakan yang diterapkan oleh ayah Mira di masa lalu.

Hal ini menjadi penghalang besar di antara mereka. Mira merasa terhimpit di antara cinta dan rasa hormat kepada keluarganya, sedangkan Ali harus menghadapi kebingungan emosional antara cinta dan dendam.... tunggu cerita lengkapnya ya.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar