Bab 3:
Rahasia yang Terbongkar
Hari
mulai gelap ketika Mira duduk di ruang keluarga yang sunyi. Ayahnya baru saja
pulang dari perjalanan bisnis panjang, dan seperti biasanya, suasana di rumah
langsung terasa tegang. Di meja makan, mereka berbicara tentang rencana
keluarga berikutnya, termasuk proyek baru yang sedang dikerjakan ayah
Mira—proyek yang melibatkan penggusuran sebuah area kumuh untuk membangun pusat
perbelanjaan.
Ayah Mira: "Ini langkah yang
diperlukan untuk kemajuan. Orang-orang itu akan diberikan kompensasi yang
layak."
Mira: "Tapi, Ayah, bagaimana
dengan mereka yang tidak punya tempat lain? Apa mereka benar-benar diberi
pilihan?"
Pertanyaan Mira membuat ayahnya
berhenti sejenak. Pandangannya tajam, memberi peringatan agar Mira tidak
terlalu banyak bertanya. "Kamu masih terlalu muda untuk mengerti soal
ini," jawabnya dingin.
Namun, kata-kata itu justru
membuat Mira semakin penasaran. Semakin ia menyelidiki, semakin ia menemukan
fakta-fakta yang mengejutkan. Salah satunya adalah bagaimana bisnis ayahnya, di
masa lalu, pernah menyebabkan sebuah keluarga kehilangan rumah mereka akibat
kebijakan serupa. Ketika ia menggali lebih dalam, Mira menyadari bahwa keluarga
Ali adalah salah satu korban kebijakan itu.
Sementara
itu, di sisi lain kota, Ali sedang berbincang dengan ibunya di ruang sempit
mereka. Ibunya, yang jarang sekali berbicara tentang masa lalu, akhirnya
mengungkapkan sesuatu yang selama ini ia sembunyikan.
Ibu Ali: "Dulu, ayahmu dan
aku punya rumah kecil di area pusat kota. Tapi, kami kehilangan semuanya karena
penggusuran. Ayah Mira adalah salah satu orang yang berada di balik itu
semua."
Ali (terkejut): "Ayah Mira?
Mira nggak pernah cerita soal ini."
Ibu Ali: "Mungkin dia bahkan
nggak tahu. Tapi kita tahu. Kamu harus hati-hati, Ali. Dunia mereka beda dengan
kita."
Ali
merasa bingung dan terpecah antara perasaannya terhadap Mira dan rasa sakit
keluarganya di masa lalu. Ia mulai menjaga jarak dari Mira, meskipun hatinya
berkata lain.
Konfrontasi
Suatu
hari, Mira memutuskan untuk berbicara langsung dengan Ali setelah merasa
perubahan sikapnya. Mereka bertemu di sebuah taman, tempat mereka biasa
berbicara.
Mira: "Ali, apa yang
terjadi? Kenapa kamu menjauh?"
Ali (dengan nada datar):
"Mungkin karena aku sadar dunia kita terlalu berbeda."
Mira: "Tapi itu nggak pernah
jadi masalah sebelumnya."
Ali: "Sekarang jadi masalah,
Mira. Aku tahu tentang keluargamu. Aku tahu apa yang mereka lakukan di masa
lalu. Dan keluargaku adalah salah satu yang terkena dampaknya."
Kata-kata Ali menghantam Mira
seperti pukulan telak. Ia tidak pernah menyangka bahwa keluarganya memiliki
kaitan langsung dengan penderitaan Ali. Dengan suara bergetar, ia menjawab,
"Aku nggak tahu, Ali. Aku sama sekali nggak tahu soal ini."
Ali menatapnya dengan campuran
rasa sakit dan keraguan. "Mungkin itu bukan salahmu, tapi aku nggak tahu apakah
aku bisa melupakan semuanya begitu saja."
Bab 4:
Pengorbanan dan Harapan
Malam itu, hujan deras mengguyur kota, seolah mencerminkan kegelisahan yang membanjiri hati Mira. Dia berdiri di depan pintu rumah, tangannya gemetar saat memutar kenop. Keluarganya sudah berkumpul di ruang tamu, wajah-wajah penuh ketegangan menyambutnya. Bersambung......
Sekian dulu ya Cerita dari Mas Zay hari ini... semoga para pemabaca masih penasaran untuk menunggu cerita selanjutnya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar