Rabu, 30 April 2025

MIMPI DIATAS ASA : BAB II. Prestasi Risky di Sekolah

 


Setiap hari di sekolah membawa cerita baru, dan di balik dinding kelas sederhana, nama Risky sudah menjadi simbol kecemerlangan. Di ruang kelas yang hangat dengan aroma kapur dan debu buku, pagi itu dimulai dengan semangat belajar yang membara.

Di depan papan tulis yang memudar warnanya, Bu Katya, guru matematika yang lembut dan cermat, mengumumkan sebuah soal menantang.

Bu Katya: "Anak-anak, mari kita coba soal ini: Bagaimana cara kita menyelesaikan persamaan kuadrat dengan cara faktorisasi? Siapa yang ingin memulai?"

Risky dengan segera mengangkat tangan, wajahnya terlukis keyakinan.

Risky: "Bu, jika kita faktorkan terlebih dahulu, kita bisa mendapatkan dua bilangan yang jumlahnya sama dengan koefisien dari x dan hasil perkaliannya sama dengan konstanta. Misalnya, jika itu x² + 5x + 6, maka faktornya adalah (x + 2) dan (x + 3)."

Bu Katya tersenyum bangga sambil mengangguk.

Bu Katya: "Tepat sekali, Risky! Penjelasanmu sangat sistematis sehingga teman-teman pun bisa memahami langkah-langkahnya."

Suasana kelas seketika dipenuhi pujian dan tatapan takjub dari teman-temannya. Di antara mereka, Jaka, sahabat sekaligus teman sekelasnya, mendekat dengan ketulusan rasa ingin tahu.

Jaka: "Risky, bagaimana caramu cepat memahami setiap rumus yang diajarkan? Aku sering merasa kewalahan."

Risky menoleh dengan senyum yang ramah.

Risky: "Jaka, aku memang suka membaca soal lebih awal dan kalau ada yang sulit, aku coba pecahkan berulang-ulang. Kadang, aku juga bertanya kepada Bu Katya supaya penjelasannya lebih mendalam."

Pembicaraan itu menumbuhkan semangat di antara teman-teman sekelas, yang kini merasa termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Namun, di balik sorotan keberhasilan di dalam kelas, tersimpan beban yang mengancam impian besar Risky.

Sore harinya, di rumah sederhana yang dipenuhi kehangatan namun juga keterbatasan, terdengar percakapan serius antara Risky dan ibunya di dapur. Di tengah aroma masakan yang hangat, Ibunya menyuarakan kekhawatiran yang selalu menghantui.

Ibu: "Risky, Ibu bangga padamu. Tapi engkau tahu, biaya sekolah semakin tinggi. Bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan SMA jika keadaan seperti sekarang terus berlangsung?"

Risky menatap ibunya dengan tatapan penuh keyakinan, meski juga menyimpan kekhawatiran tentang masa depan.

Risky: "Bu, aku akan mencari cara. Aku tak mau menyerah hanya karena keadaan. Aku ingin melanjutkan pendidikan supaya bisa meraih mimpi menjadi perancang mobil listrik dan membantu keluarga kita serta banyak orang."

Ibunya terdiam sejenak, menyerap setiap kata yang terucap dengan hati yang berat.

Ibu: "Ibu tahu engkau pintar dan gigih, Nak. Kami hanya berharap jalannya nanti tidak terlalu berat. Ingatlah, di balik setiap perjuangan ada harapan."

Kata-kata itu menggema dalam hati Risky, memancarkan tekad yang semakin menguatkan dirinya untuk mengatasi segala rintangan. Di balik papan tulis, buku-buku usang, dan keterbatasan uang, prestasinya di sekolah bukan saja bukti kecemerlangan, tetapi juga cermin keberanian seorang anak yang berani bermimpi besar.

Di hari-hari berikutnya, di antara tawa teman-temannya dan tantangan soal matematika, Risky terus menunjukkan bahwa kecerdasan bukanlah hadiah semata dari nasib, melainkan hasil dari kerja keras, kegigihan, dan keyakinan untuk merubah keadaan. Setiap dialog di dalam kelas dan setiap bisikan harapan di ruang dapur menyatukan narasi hidupnya, menyongsong hari depan dengan semangat yang tak tergoyahkan.


Sampai sini dulu ya Mas Zay cerita.... semoga masih menunggu Bab Selanjutnya...

Salam Literasi......

Selasa, 29 April 2025

MIMPI DI ATAS ASA (Bab I)

 


Bab I: Desa dan Mimpi Risky

Pada suatu pagi yang dibalut kabut tipis, di sebuah desa kecil yang jauh dari hiruk pikuk kota, Risky duduk di bawah pohon mangga yang rindang di depan rumahnya. Ia memegang buku pelajaran matematika yang sudah lusuh, hadiah dari gurunya di sekolah dasar. Sementara, terdengar suara ibunya yang sedang memasak di dapur sederhana.

“Ibu,” Risky sambil berlari kearah ibunya dan memecah keheningan, suaranya terdengar penuh rasa ingin tahu, “kenapa kita tidak punya mobil seperti Pak Lurah?”

Ibunya terdiam sejenak, mengaduk nasi di dalam panci. Ia memandang anaknya dengan senyum kecil yang mengandung campuran kasih dan kepedihan. “Mobil itu mahal, Nak. Kalau mau punya mobil, kamu harus bekerja keras. Belajar yang rajin supaya nanti bisa membuat mobil sendiri, siapa tahu jadi lebih murah untuk orang-orang seperti kita.”

Risky mengangguk penuh semangat. “Kalau aku bisa bikin mobil listrik, Ibu. Mobil yang tidak pakai bensin, jadi lebih ramah lingkungan dan hemat. Apa Ibu bangga kalau aku jadi perancang mobil?”

Ibunya duduk di samping Risky, tangan yang kasar karena bertahun-tahun bekerja keras di sawah menyentuh rambut anaknya dengan lembut. “Ibu sudah bangga dengan kamu sekarang, Nak. Tapi Ibu lebih bahagia kalau kamu bisa mengubah hidupmu dan hidup banyak orang. Tidak perlu jadi besar untuk bikin perubahan, cukup jadi anak yang baik dan tekun seperti sekarang.”

Di sekolah, Risky sering menjadi pusat perhatian karena kecerdasannya. Suatu hari, di ruang kelas yang hanya dilengkapi papan tulis usang, gurunya, Pak Subandi, memberikan tugas. Risky sudah selesai lebih cepat dibandingkan teman-temannya.

“Risky,” panggil Pak Subandi, sambil mendekati meja Risky, “apa kamu pernah berpikir tentang masa depanmu? Kamu punya kemampuan yang luar biasa, Nak.”

Risky mengangguk malu-malu. “Saya ingin menjadi perancang mobil listrik, Pak. Supaya saya bisa membantu orang-orang yang seperti keluarga saya, yang tidak mampu beli mobil.”

Pak Subandi terdiam sejenak, lalu tersenyum. “Mimpi yang besar, Risky. Tapi ingat, mimpi besar membutuhkan usaha yang besar juga. Jangan pernah menyerah meski jalannya tidak mudah.”

Di malam yang sunyi, di bawah kerlip bintang di langit desa, Risky berbicara dengan dirinya sendiri. Dalam bisikan lirihnya, ia berkata, “Aku akan membuat mobil listrik yang bisa membantu banyak orang. Aku tidak tahu bagaimana, tapi aku percaya suatu hari aku bisa.”


Sampai disini dulu cerita Bab 1.... 

Tunggu cerita bab-bab selanjutnya..... yang terdiri dari 8 bab....

Download Jadwal Asesmen Nasional dan Survei Lingkungan Belajar PAUD Tahun 2025

 Langkah Strategis Menuju Peningkatan Mutu Pendidikan


Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) telah resmi mengumumkan jadwal pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) serta Survei Lingkungan Belajar (Sulingjar) jenjang PAUD tahun 2025. Dua agenda penting ini bertujuan untuk memotret mutu pendidikan di satuan pendidikan secara lebih komprehensif, tidak hanya dari sisi capaian siswa, tetapi juga kondisi ekosistem belajar.

Asesmen Nasional (AN) pada tahun 2025 akan dilaksanakan dengan cakupan satuan pendidikan dari jenjang SD hingga SMA/sederajat, termasuk pendidikan kesetaraan dan luar negeri. Jadwal pelaksanaan terbagi berdasarkan jenjang pendidikan:

  • SMA/SMK/MA sederajat: AN dilaksanakan pada 4–7 Agustus 2025.

  • Paket C/PKPPS Ulya: AN dilaksanakan pada 9–10 Agustus 2025.

  • SMP/MTs sederajat: AN dilaksanakan 25–28 Agustus 2025.

  • Paket B/PKPPS Wustha: AN dilaksanakan pada 30-31 Agustus 2025.

  • SD/MI sederajat: AN terdiri dari dua tahap, yaitu tahap I pada 22–25 September 2025 dan tahap II pada  29 September - 2 Oktober 2025

  • Paket A/PKPPS Ula: AN terdiri dari dua tahap, yaitu tahap I pada 27–28 September 2025 dan tahap II Pada  4 - 5 Oktober 2025.

Setiap peserta didik akan mengikuti literasi membaca, numerasi, serta survei karakter dan survei lingkungan belajar, dengan alokasi waktu yang telah ditentukan per sesi

Untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pelaksanaan Survei Lingkungan Belajar (Sulingjar) akan berlangsung mulai 15 September hingga 10 Oktober 2025. Sulingjar ini ditujukan kepada kepala satuan pendidikan dan pendidik PAUD, dengan tujuan menggali data kontekstual mengenai praktik pembelajaran, kepemimpinan sekolah, serta dukungan lingkungan terhadap proses pendidikan anak usia dini​ (PAUD).

Pelaksanaan Asesmen Nasional dan Sulingjar PAUD tahun 2025, pemerintah berupaya memperkuat sistem evaluasi pendidikan yang berorientasi pada perbaikan proses belajar-mengajar dan manajemen pendidikan. Seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat berperan aktif dalam menyukseskan pelaksanaan asesmen ini, agar data yang diperoleh benar-benar mencerminkan kondisi riil dan menjadi dasar bagi perbaikan pendidikan ke depan.

Jadwal Pelaksanaan AN tahun 2025 dan Sulingjar PAUD tahun 2025, serta Pedoman penyelenggaraan Sulingjar PAUD dapat diunduh melalui tautan berikut:

 https://pusmendik.kemendikdasmen.go.id/an/page/download/3

Senin, 28 April 2025

MIMPI DI ATAS ASA (Sinopsis)


Sinopsis

"Mimpi di atas Asa" mengisahkan perjalanan inspiratif Risky, seorang anak laki-laki cerdas dari pelosok desa yang berasal dari keluarga kurang mampu. Meski hidup di tengah keterbatasan ekonomi dan infrastruktur yang sederhana, Risky sejak dini menunjukkan bakat luar biasa di bangku sekolah. Kecerdasannya yang gemilang membuatnya menjadi murid teladan, namun jalan pendidikannya terhambat oleh kendala finansial—suatu tantangan yang seolah mematok ambisinya.

Di tengah kekhawatiran itu, hadir sosok guru yang penuh kasih dan keyakinan, yang membantu Risky untuk terus melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dukungan moral dan bantuan finansial dari sang guru membuka peluang baginya untuk melanjutkan studi di SMA, sehingga pintu menuju dunia yang lebih luas perlahan terbuka. Prestasinya yang tak terbantahkan di SMA membuatnya mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan ke Jerman, negeri dengan universitas ternama di bidang teknik.

Di Jerman, keberhasilan Risky semakin bersinar. Ia tidak hanya menjadi mahasiswa berprestasi di jurusan Teknik Kelistrikan, tetapi juga aktif dalam penelitian dan pengembangan, hingga berhasil mengajukan tiga hak paten inovatif terkait motor listrik. Kepiawaiannya di lingkungan akademis dan profesional membuktikan bahwa mimpi besar dapat terwujud melalui kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah.

Namun, kisah Risky tidak berhenti di situ. Kehormatannya di kancah internasional ternyata hanya bagian dari perjalanan panjangnya. Dengan tekad mengabdi, Risky memutuskan kembali ke negerinya untuk ikut berkontribusi pada pengembangan teknologi ramah lingkungan, dengan proyek ambisius pembuatan prototipe mobil listrik. Inovasi yang sempat mengguncang panggung nasional itu mendapatkan apresiasi tinggi, namun tiba-tiba harus terhenti akibat pergantian pemerintahan dan perubahan kebijakan.

Meski begitu, semangat dan harapan Risky tidak pernah padam. Di tengah berbagai rintangan birokrasi serta tantangan politik yang menggoyahkan, ia terus berpegang pada keyakinan bahwa mimpi dan inovasi adalah kunci untuk mengubah nasib bangsa.

"Mimpi di atas Asa" adalah kisah tentang keberanian, tekad, dan pentingnya mempertahankan cita-cita meskipun harus menghadapi badai kehidupan.

Penulis : Muh. Zainuri, M.Pd

Untuk tahu bagaimana jalan ceritanya, terus ikuti Blog: Guru Mulya Karena Karya 

Cinta Yang Tertunda (Janji yang Baru) : Tamat

 



Bab Akhir: Janji yang Baru

 

Ketika Mira dan Ali saling berpamitan di stasiun kereta, hati mereka penuh dengan pikiran tentang apa yang mereka rasakan. Namun, semakin mereka memikirkannya, semakin jelas bahwa cinta mereka tidak bisa diabaikan begitu saja. Mereka telah tumbuh dewasa, telah berpisah, tetapi tetap tak bisa menyangkal bahwa hati mereka selalu kembali pada satu sama lain.

Ali menghentikan Mira sesaat sebelum kereta berangkat. Dengan suara tegas namun penuh kelembutan, ia berkata, "Mira, aku tidak ingin hanya mengenangmu. Aku ingin menjalani sisa hidupku bersamamu, dengan segala yang kita punya—masa lalu, mimpi, dan masa depan."

Mira tersenyum, matanya basah oleh air mata bahagia. "Ali, aku sudah lama menunggu momen seperti ini," katanya. "Aku ingin kita bersama, melangkah maju sebagai pasangan, membangun kehidupan yang kita impikan."

Beberapa bulan kemudian, mereka memutuskan untuk menikah dalam sebuah perayaan kecil yang dihadiri keluarga dan teman-teman dekat. Mereka memulai perjalanan baru sebagai suami istri, saling mendukung untuk meraih mimpi masing-masing.

Ali membangun rumah impian mereka, sebuah tempat yang hangat dan penuh cinta, sementara Mira terus menulis, kali ini dengan inspirasi yang datang dari kebahagiaan yang mereka jalani. Tahun demi tahun berlalu, mereka dikaruniai anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh cinta dan dukungan.

Rumah mereka menjadi tempat berkumpulnya keluarga besar dan teman-teman, penuh tawa, cerita, dan kenangan. Mira dan Ali tahu bahwa hidup tidak selalu mudah, tetapi mereka berjanji untuk selalu bersama, menghadapi segala tantangan dengan cinta dan kekuatan yang telah mereka temukan di satu sama lain.

Kisah mereka menjadi bukti bahwa cinta sejati tidak hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang berkembang dan menemukan kebahagiaan bersama. Mereka menjalani hidup mereka dengan penuh rasa syukur, memandang ke depan dengan harapan besar dan hati yang selalu penuh cinta.


TAMAT

Sekian dulu sobat cerita dari Mas Zay tentang  "Cinta Yang Tertunda" semoga bisa menjadi pelajaran dan renungan bahwa perjuangan dan pengorbanan yang diniatkan dan ikhlas dalam menjalani, akan mendapatkan hasil yang diinginkan. Walaupun tantangan dan rintangan datang silih berganti, dengan hati yang sabar dan ikhlas dalam menjalani akhirnya tercapai juga.


Untuk Cerita selanjutnya dengan judul "Mimpi di Atas Asa"




Senin, 21 April 2025

Cinta Yang Tertunda (Bab Lanjutan: Jejak Langkah)

 


Bab Lanjutan: Jejak Langkah

 

Pagi berikutnya membawa sinar matahari lembut yang menerpa kaca-kaca perpustakaan. Mira dan Ali memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kota kecil itu, berbagi cerita tentang kehidupan yang telah mereka jalani. Meski bertahun-tahun terpisah, mereka menemukan bahwa hubungan mereka tetap penuh keakraban dan kehangatan, seolah waktu tak pernah menggerusnya.

Mira terkesan dengan ketenangan hidup Ali di kota kecil. "Ini seperti dunia lain," katanya, memandangi rumah-rumah yang indah namun sederhana, sebagian besar hasil desain Ali. Ali tersenyum, "Di sini aku merasa damai, tidak ada hiruk-pikuk yang mengganggu."

Namun, saat mereka berbicara, Mira menyadari bahwa ia masih memiliki ambisi besar yang ingin dicapai di kota besar. Ia mencintai dinamika dan tantangan hidupnya. Hal ini membuat mereka merenung—bisakah dua jalan hidup yang berbeda bersatu tanpa mengorbankan apa yang paling penting bagi masing-masing?

Di akhir perjalanan mereka, Ali membawa Mira ke sebuah taman kecil. Di sana, ia menunjukkan bangku kayu sederhana yang ia desain bertahun-tahun lalu. "Bangku ini adalah proyek pertama yang aku buat di kota ini," kata Ali. "Aku membuatnya saat aku merasa paling kehilanganmu. Aku membayangkan kita duduk di sini bersama, berbicara tentang segala hal."

Mira duduk di bangku itu dan merasakan betapa dalamnya arti benda sederhana itu bagi Ali. "Aku tidak tahu bahwa aku begitu memengaruhimu," ujarnya pelan.

Ali mengangguk. "Kamu selalu ada di pikiranku, bahkan saat aku mencoba melupakan. Tapi aku tahu, kebahagiaanmu adalah prioritasku, meski itu berarti kita harus berpisah."

Mira tersenyum dengan mata berkaca-kaca. "Mungkin cinta sejati bukan tentang siapa yang bersama siapa, tetapi tentang mendukung satu sama lain untuk menjadi versi terbaik dari diri kita," katanya.

Mereka berdua tahu bahwa cinta mereka tidak akan pernah benar-benar hilang. Namun, mereka juga sadar bahwa mereka mungkin lebih baik tetap berjalan di jalan masing-masing, membawa kenangan manis ini sebagai bagian dari perjalanan mereka.

Saat mereka berpisah di stasiun kereta, ada keheningan yang damai di antara mereka. Tak ada janji atau tuntutan, hanya harapan yang tulus bahwa masing-masing akan menemukan kebahagiaan di mana pun hidup membawa mereka.

Dan dengan itu, kisah mereka tidak berakhir, tetapi berubah menjadi babak baru—dua jiwa yang saling menghormati, melangkah maju dengan kekuatan dan cinta yang telah membentuk mereka.


Bab Akhir: Janji yang Baru

Ketika Mira dan Ali saling berpamitan di stasiun kereta, hati mereka penuh dengan pikiran tentang apa yang mereka rasakan. Namun, semakin mereka memikirkannya, semakin jelas bahwa cinta mereka tidak bisa diabaikan begitu saja. Mereka telah tumbuh dewasa, telah berpisah, tetapi tetap tak bisa menyangkal bahwa hati mereka selalu kembali pada satu sama lain......

Sampai disini dulu cerita Mas Zay hari ini..... semoga besok bisa dilanjutkan kembali....

Oh iya... Mas Zay ada kabar baru Nih... setelah Cerita Cinta Yang Tertunda Selesai, Mas Zay sudah punya Buku Cerita lagi yang juga tidak kalah serunya... Biar gak penasaran, ini saya kasih tahu Bukunya ya...



Kamis, 17 April 2025

Cinta Yang Tertunda (Bab Penutup: Titik Temu)


 

Bab Penutup: Titik Temu

Beberapa tahun telah berlalu sejak Mira dan Ali berpisah. Kehidupan telah membawa mereka ke jalan masing-masing yang jauh berbeda. Mira kini menjalani kehidupannya di kota besar sebagai seorang penulis ternama, dikenal karena novel-novel yang sarat emosi dan kejujuran. Sedangkan Ali, seorang arsitek, telah menetap di sebuah kota kecil, merancang rumah-rumah yang penuh cerita dan kehidupan.

Suatu hari, Mira diundang untuk menghadiri peresmian sebuah proyek besar di kota kecil itu—sebuah gedung perpustakaan yang dirancang oleh Ali. Mira awalnya ragu untuk pergi, namun dorongan rasa ingin tahu, bercampur dengan kenangan lama, membuatnya menerima undangan itu.

Saat mereka bertemu di acara tersebut, rasanya seolah waktu berhenti. Ali terlihat bijaksana dengan senyum yang sama, sementara Mira memancarkan kepercayaan diri yang penuh dengan cerita hidupnya. Pembicaraan mereka dimulai dengan canggung, membahas hal-hal ringan seperti cuaca, dan berangsur menuju percakapan yang lebih dalam.

Ali menunjukkan desain perpustakaan yang ia buat, yang mencerminkan perjalanan waktu—sebuah penghormatan terhadap kenangan, pembelajaran, dan harapan. Mira merasa bahwa bangunan itu seolah berbicara kepadanya, mengingatkannya akan perjalanan emosional mereka berdua.

Malam itu, mereka berbicara tentang mimpi, kehilangan, dan cinta. Ali mengungkapkan bahwa ia sering terinspirasi oleh kenangan mereka. Mira, dengan hati yang terbuka, mengakui bahwa banyak dari tulisan-tulisannya adalah cara untuk memahami apa yang pernah terjadi di antara mereka.

Namun, jawaban atas pertanyaan besar tetap menggantung di udara. Akankah mereka mencoba lagi, atau membiarkan jalan masing-masing tetap tak bersilangan?

Ali berkata pelan, "Mungkin cinta itu bukan tentang mengulang sesuatu yang lama, tapi tentang menciptakan sesuatu yang baru." Mira tersenyum, memahami bahwa keputusan mereka bukan tentang masa lalu, melainkan tentang bagaimana mereka memilih untuk melangkah ke depan.

Mereka berjalan berdampingan keluar dari perpustakaan—dua jiwa yang telah tumbuh, saling menghormati perjalanan masing-masing, dan menyimpan kemungkinan dalam hati mereka. Akankah mereka bersama lagi? Itu bukanlah akhir, melainkan sebuah awal yang baru.


Bab Lanjutan: Jejak Langkah

Pagi berikutnya membawa sinar matahari lembut yang menerpa kaca-kaca perpustakaan. Mira dan Ali memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kota kecil itu, berbagi cerita tentang kehidupan yang telah mereka jalani. Meski bertahun-tahun terpisah, mereka menemukan bahwa hubungan mereka tetap penuh keakraban dan kehangatan, seolah waktu tak pernah menggerusnya.....

Bersambung .......

Sekian dulu cerita dari Mas Zay.... tunggu Bab Lanjutan... semoga pembaca masih penasaran...

Rabu, 16 April 2025

Cinta Yang Tertunda (Bab 4: Pengorbanan dan Harapan)


 

Bab 4: Pengorbanan dan Harapan

 

Malam itu, hujan deras mengguyur kota, seolah mencerminkan kegelisahan yang membanjiri hati Mira. Dia berdiri di depan pintu rumah, tangannya gemetar saat memutar kenop. Keluarganya sudah berkumpul di ruang tamu, wajah-wajah penuh ketegangan menyambutnya.

"Mira, kita sudah membahas ini berulang kali," suara ayahnya tegas, namun ada nada kelelahan di sana. "Ali bukan orang yang tepat untukmu. Kami tidak akan merestui hubungan kalian."

Mira menghela napas dalam, mencoba menenangkan jantungnya yang berdetak kencang. "Ayah, Ibu... Aku tahu keputusan ini berat untuk kalian, tapi aku sudah memutuskan. Aku mencintai Ali, dan aku akan berdiri di sisinya, apa pun risikonya."

Ibunya memandangnya dengan mata berkaca-kaca. "Mira, kami hanya ingin yang terbaik untukmu. Apakah kamu yakin dia akan membahagiakanmu?"

Mira mengangguk, air mata mulai mengalir di pipinya. "Aku yakin, Bu. Dia mungkin tidak sempurna, tapi dia adalah orang yang membuatku merasa hidup. Aku tidak bisa melepaskannya hanya karena kita berbeda."

Namun, di sisi lain kota, Ali duduk diam di dalam kamar kecilnya. Surat yang baru saja ia tulis tergeletak di atas meja. Keputusan itu sudah ia buat, meski hatinya hancur berkeping-keping.

Saat pintu diketuk, Ali tahu siapa yang datang. Mira berdiri di sana, basah kuyup oleh hujan. Mata mereka bertemu, tapi senyum Ali hanya tipis, hampir tak terlihat.

"Mira, aku harus bicara," katanya pelan sambil mempersilakan Mira masuk.

Mira menggeleng, mencoba menahan tangis. "Ali, aku sudah bilang pada keluargaku. Aku memilihmu. Aku akan melewati ini bersamamu, tidak peduli seberapa sulitnya."

Ali menatap Mira dengan rasa sakit yang sulit ia sembunyikan. "Itulah yang tidak bisa aku izinkan, Mira. Aku tidak ingin melihatmu berjuang atau kehilangan keluargamu karena aku."

"Tapi aku tidak peduli!" Mira menangis. "Aku memilihmu, Ali. Aku memilih kita!"

Ali mengalihkan pandangannya, hatinya terasa seperti terkoyak. "Mira, cinta itu bukan hanya tentang bertahan. Kadang, itu juga tentang tahu kapan harus melepaskan. Aku tidak ingin kamu kehilangan apa yang tidak bisa aku gantikan."

Mira menggenggam tangan Ali, mencoba menahan kepergiannya. Namun, Ali perlahan menarik tangannya, menatapnya dengan penuh kesedihan. "Aku pergi bukan karena aku tidak mencintaimu, Mira. Karena aku mencintaimu, aku ingin kamu tetap punya segalanya."

Air mata terus mengalir di pipi Mira saat Ali berbalik, melangkah pergi ke dalam hujan yang semakin deras. Di balik setiap langkahnya, ia meninggalkan cinta, harapan, dan luka yang tak pernah mudah untuk sembuh.

Mira jatuh berlutut, membiarkan tangisnya pecah. Hujan menjadi saksi keheningan dan rasa kehilangan yang begitu mendalam. Namun, di dalam hatinya, meski berat, ia tahu bahwa pengorbanan Ali adalah bukti cinta yang tak terhingga.


Bab Penutup: Titik Temu

Beberapa tahun telah berlalu sejak Mira dan Ali berpisah. Kehidupan telah membawa mereka ke jalan masing-masing yang jauh berbeda. Mira kini menjalani kehidupannya di kota besar sebagai seorang penulis ternama, dikenal karena novel-novel yang sarat emosi dan kejujuran. Sedangkan Ali, seorang arsitek, telah menetap di sebuah kota kecil, merancang rumah-rumah yang penuh cerita dan kehidupan.

Bersambung...........

sampai sini dulu ya Mas Zay cerita. Semoga pembaca bisa menjiwai dan merasakan alur cerita dari Bab 4. di atas, sehingga masih penasaran untuk menunggu cerita selanjutnya...... 

Aksi Ilmuwan Cilik - Membangun Fondasi Sains Sejak Usia Dini di PAUD


 

Jember, 16 April 2025 - Kementerian Pendidikan, PAUD Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen 1 PAUD Dikdasmen) secara aktif mendorong pengembangan potensi ilmiah pada anak usia dini melalui program Aksi Ilmuwan Cilik. Inisiatif ini bukan sekadar kompetisi, melainkan sebuah gerakan nasional yang bertujuan untuk menanamkan rasa ingin tahu, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan membangun fondasi yang kuat dalam bidang sains dan teknologi sejak usia prasekolah.   

Mengapa Ilmuwan Cilik Sejak Dini Itu Penting?

Usia dini merupakan periode emas perkembangan otak anak. Pada masa ini, anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan kemampuan belajar yang luar biasa. Memperkenalkan konsep-konsep ilmiah sederhana melalui kegiatan bermain dan bereksperimen dapat memberikan dampak jangka panjang yang signifikan:

  • Mengembangkan Rasa Ingin Tahu (Curiosity): Anak-anak secara alami adalah penjelajah. Aksi Ilmuwan Cilik mendorong mereka untuk bertanya "mengapa?" dan mencari jawaban melalui observasi dan eksplorasi.
  • Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis: Melalui kegiatan ilmiah sederhana, anak-anak belajar mengidentifikasi masalah, merumuskan pertanyaan, membuat prediksi, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan. Keterampilan ini sangat penting untuk kesuksesan di masa depan, tidak hanya dalam bidang sains tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
  • Membangun Pemahaman Konsep Sains Dasar: Kegiatan yang dirancang dalam Aksi Ilmuwan Cilik membantu anak-anak memahami konsep-konsep sains dasar seperti sebab-akibat, perubahan, pola, dan klasifikasi melalui pengalaman langsung.
  • Menumbuhkan Minat Terhadap Sains dan Teknologi: Pengalaman positif dengan sains di usia dini dapat menumbuhkan minat dan ketertarikan anak terhadap bidang ini, yang pada gilirannya dapat mendorong mereka untuk mengejar karir di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) di masa depan.
  • Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Kolaborasi: Banyak kegiatan ilmiah yang dapat dilakukan secara berkelompok, sehingga anak-anak belajar bekerja sama, berbagi ide, dan menghargai perbedaan pendapat.

Implementasi Aksi Ilmuwan Cilik di Satuan PAUD: Panduan Praktis untuk Guru

Aksi Ilmuwan Cilik bukanlah program yang rumit atau membutuhkan peralatan canggih. Intinya adalah bagaimana guru dapat memfasilitasi pembelajaran yang berorientasi pada penemuan (discovery learning) dan inkuiri (inquiry-based learning) dalam kegiatan sehari-hari di PAUD. Berikut adalah beberapa langkah dan ide praktis yang dapat diimplementasikan oleh guru PAUD:

  1. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Merangsang Rasa Ingin Tahu:

    • Menyediakan Sudut Sains/Eksplorasi: Sediakan area khusus di kelas yang dilengkapi dengan berbagai alat dan bahan sederhana yang dapat dieksplorasi anak-anak, seperti kaca pembesar, magnet, wadah-wadah transparan, air, pasir, batu, daun, biji-bijian, dan lain-lain.
    • Memajang Hasil Karya Anak: Pajang hasil observasi, gambar, atau catatan sederhana anak-anak tentang penemuan mereka. Ini akan memotivasi mereka dan menunjukkan bahwa ide mereka dihargai.
    • Menyediakan Buku dan Gambar Bertema Sains: Sediakan buku-buku bergambar atau poster tentang alam, hewan, tumbuhan, dan fenomena alam lainnya untuk memicu pertanyaan dan diskusi.
  2. Mengintegrasikan Kegiatan Ilmiah dalam Pembelajaran Tematik:

    • Tema Alam: Ajak anak-anak mengamati berbagai jenis daun, membandingkan tekstur dan warna, menanam biji, atau membuat simulasi hujan.
    • Tema Air: Eksplorasi sifat-sifat air (mengalir, mengisi ruang), melakukan percobaan sederhana seperti benda tenggelam dan mengapung.
    • Tema Binatang: Mengamati ciri-ciri fisik berbagai binatang, siklus hidup sederhana (misalnya kupu-kupu), atau membuat jejak binatang dari adonan.
    • Tema Warna: Mencampur warna primer untuk menghasilkan warna sekunder, mengamati pelangi (jika ada), atau membuat lukisan dengan berbagai media.
  3. Memfasilitasi Proses Penemuan dan Inkuiri:

    • Mengajukan Pertanyaan Terbuka: Hindari memberikan jawaban langsung. Alih-alih, ajukan pertanyaan yang mendorong anak untuk berpikir dan mencari jawaban sendiri, seperti "Apa yang terjadi jika...?", "Bagaimana kita bisa tahu...?", atau "Coba perhatikan apa bedanya...?"
    • Memberikan Kesempatan untuk Bereksperimen: Sediakan waktu dan ruang bagi anak-anak untuk mencoba ide-ide mereka, meskipun terkadang gagal. Kegagalan adalah bagian penting dari proses belajar.
    • Mendorong Observasi: Bantu anak-anak mengembangkan keterampilan observasi dengan meminta mereka memperhatikan detail, menggunakan semua indra mereka (kecuali rasa untuk bahan yang tidak aman), dan mencatat apa yang mereka lihat.
    • Mendokumentasikan Proses: Ajak anak-anak untuk menggambar, menulis (jika sudah bisa), atau menceritakan apa yang mereka lakukan dan temukan. Guru juga dapat membantu mendokumentasikan proses belajar mereka melalui foto atau catatan.
  4. Menghubungkan dengan Kehidupan Sehari-hari:

    • Mencari Contoh Sains di Lingkungan Sekitar: Tunjukkan kepada anak-anak bagaimana konsep-konsep sains yang mereka pelajari relevan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya bagaimana angin membantu layang-layang terbang, atau bagaimana tanaman membutuhkan air dan matahari untuk tumbuh.
    • Mengundang Orang Tua atau Ahli: Jika memungkinkan, undang orang tua yang memiliki latar belakang di bidang sains atau teknologi untuk berbagi pengalaman dengan anak-anak.
  5. Berpartisipasi dalam Aksi Ilmuwan Cilik:

    • Mendokumentasikan Praktik Baik: Guru-guru PAUD didorong untuk mendokumentasikan praktik baik dalam pembelajaran dan pengembangan ilmuwan cilik di satuan masing-masing. Dokumentasi ini dapat berupa video singkat, foto-foto kegiatan, atau catatan anekdot.
    • Berbagi Melalui Aplikasi PAUDPEDIA: Bukti karya aksi ilmuwan cilik dapat didaftarkan dan dikumpulkan melalui aplikasi PAUDPEDIA mulai tahun 2025. Ini adalah kesempatan untuk berbagi pengalaman dan menginspirasi guru-guru lain di seluruh Indonesia.

Aksi Ilmuwan Cilik: Lebih dari Sekadar Program

Aksi Ilmuwan Cilik adalah sebuah gerakan yang menekankan pentingnya pendidikan sains sejak usia dini. Dengan menanamkan rasa ingin tahu dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada anak-anak PAUD, kita sedang membangun generasi masa depan yang inovatif, kreatif, dan mampu memecahkan masalah. Partisipasi aktif dari guru-guru PAUD di di Kabupaten Jember khususnya dan diseluruh Indonesia adalah kunci keberhasilan program ini. Mari bersama-sama kita wujudkan generasi ilmuwan cilik yang akan membawa kemajuan bagi bangsa dan negara.

Dengan pemahaman yang mendalam dan panduan praktis ini, diharapkan guru-guru PAUD di seluruh Indonesia dapat terinspirasi dan termotivasi untuk mengintegrasikan semangat Aksi Ilmuwan Cilik dalam pembelajaran sehari-hari, menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi anak-anak.


Link Youtube webinar: https://www.youtube.com/live/oLqT_CgZblE

Link Downloud Buku Pedoman dan Buku Panduan: https://drive.google.com/drive/folders/148E_R0WyY5K-YmVT21K8lTZyTmXH0S0A


Demikian informasi yang bisa Mas Zay berikan pagi ini, semoga bermanfaat bagi pembaca semua......

Salam Belinasi BAUD (Belajar Literasi dan Numerasi Bagi Anak Usia Dini)

Selasa, 15 April 2025

Cinta Yang Tertunda (Bab 3: Rahasia yang Terbongkar)


 

Bab 3: Rahasia yang Terbongkar

 

Hari mulai gelap ketika Mira duduk di ruang keluarga yang sunyi. Ayahnya baru saja pulang dari perjalanan bisnis panjang, dan seperti biasanya, suasana di rumah langsung terasa tegang. Di meja makan, mereka berbicara tentang rencana keluarga berikutnya, termasuk proyek baru yang sedang dikerjakan ayah Mira—proyek yang melibatkan penggusuran sebuah area kumuh untuk membangun pusat perbelanjaan.

Ayah Mira: "Ini langkah yang diperlukan untuk kemajuan. Orang-orang itu akan diberikan kompensasi yang layak."

Mira: "Tapi, Ayah, bagaimana dengan mereka yang tidak punya tempat lain? Apa mereka benar-benar diberi pilihan?"

Pertanyaan Mira membuat ayahnya berhenti sejenak. Pandangannya tajam, memberi peringatan agar Mira tidak terlalu banyak bertanya. "Kamu masih terlalu muda untuk mengerti soal ini," jawabnya dingin.

Namun, kata-kata itu justru membuat Mira semakin penasaran. Semakin ia menyelidiki, semakin ia menemukan fakta-fakta yang mengejutkan. Salah satunya adalah bagaimana bisnis ayahnya, di masa lalu, pernah menyebabkan sebuah keluarga kehilangan rumah mereka akibat kebijakan serupa. Ketika ia menggali lebih dalam, Mira menyadari bahwa keluarga Ali adalah salah satu korban kebijakan itu.

Sementara itu, di sisi lain kota, Ali sedang berbincang dengan ibunya di ruang sempit mereka. Ibunya, yang jarang sekali berbicara tentang masa lalu, akhirnya mengungkapkan sesuatu yang selama ini ia sembunyikan.

Ibu Ali: "Dulu, ayahmu dan aku punya rumah kecil di area pusat kota. Tapi, kami kehilangan semuanya karena penggusuran. Ayah Mira adalah salah satu orang yang berada di balik itu semua."

Ali (terkejut): "Ayah Mira? Mira nggak pernah cerita soal ini."

Ibu Ali: "Mungkin dia bahkan nggak tahu. Tapi kita tahu. Kamu harus hati-hati, Ali. Dunia mereka beda dengan kita."

Ali merasa bingung dan terpecah antara perasaannya terhadap Mira dan rasa sakit keluarganya di masa lalu. Ia mulai menjaga jarak dari Mira, meskipun hatinya berkata lain.

 

Konfrontasi

Suatu hari, Mira memutuskan untuk berbicara langsung dengan Ali setelah merasa perubahan sikapnya. Mereka bertemu di sebuah taman, tempat mereka biasa berbicara.

Mira: "Ali, apa yang terjadi? Kenapa kamu menjauh?"

Ali (dengan nada datar): "Mungkin karena aku sadar dunia kita terlalu berbeda."

Mira: "Tapi itu nggak pernah jadi masalah sebelumnya."

Ali: "Sekarang jadi masalah, Mira. Aku tahu tentang keluargamu. Aku tahu apa yang mereka lakukan di masa lalu. Dan keluargaku adalah salah satu yang terkena dampaknya."

Kata-kata Ali menghantam Mira seperti pukulan telak. Ia tidak pernah menyangka bahwa keluarganya memiliki kaitan langsung dengan penderitaan Ali. Dengan suara bergetar, ia menjawab, "Aku nggak tahu, Ali. Aku sama sekali nggak tahu soal ini."

Ali menatapnya dengan campuran rasa sakit dan keraguan. "Mungkin itu bukan salahmu, tapi aku nggak tahu apakah aku bisa melupakan semuanya begitu saja."


Bab 4: Pengorbanan dan Harapan

Malam itu, hujan deras mengguyur kota, seolah mencerminkan kegelisahan yang membanjiri hati Mira. Dia berdiri di depan pintu rumah, tangannya gemetar saat memutar kenop. Keluarganya sudah berkumpul di ruang tamu, wajah-wajah penuh ketegangan menyambutnya. Bersambung......

Sekian dulu ya Cerita dari Mas Zay hari ini... semoga para pemabaca masih penasaran untuk menunggu cerita selanjutnya....

Mengupas SE Menteri Dikdasmen No. 5684/MDM.B1/HK.04.00/2025 tentang Hari Belajar Guru Bagi Guru PAUD di Kabupaten Jember

 

Berikut ulasan Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 5684/MDM.B1/HK.04.00/2025 tentang Hari Belajar Guru. Ulasan ini mengupas secara rinci alasan, manfaat, dan langkah strategis yang dapat diterapkan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang inspiratif dan berkelanjutan melalui "Komunitas Belajar PAUD" di Kabupaten Jember.


Membangun Landasan Menuju Perubahan Positif

Menyikapi era pendidikan yang terus berkembang, tanggung jawab guru tidak hanya berhenti di ruang kelas. Guru merupakan ujung tombak yang harus terus mengasah kompetensi melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Surat Edaran tersebut menegaskan keharusan guru untuk mengejar kualifikasi akademik dan mengembangkan kompetensi secara terstruktur, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Ini bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan sebuah kesempatan emas bagi setiap pendidik untuk terus belajar dan berinovasi demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Adanya arahan resmi seperti ini, guru didorong untuk membuka ruang dialog, kolaborasi, dan refleksi secara berkala agar proses belajar tidak terputus oleh rutinitas harian.


Mengapa Komunitas Belajar Menjadi Kebutuhan Utama Guru PAUD?

Untuk guru di jenjang pendidikan anak usia dini, tantangan mengajar bukan hanya tentang penyampaian materi, melainkan juga tentang menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan dan merangsang kreativitas anak. Di sinilah peran Komunitas Belajar sangat signifikan. Komunitas belajar bukan hanya wadah diskusi, tetapi juga arena untuk:

  • Berbagi Pengalaman dan Praktik Terbaik: Melalui forum rutin seperti Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), para pendidik dapat saling bertukar ide, metode inovatif, dan pemecahan permasalahan yang telah terbukti efektif dalam pembelajaran anak usia dini.
  • Meningkatkan Kompetensi Profesional: Kegiatan refleksi dan pelatihan kolektif membantu guru memahami tren terbaru dalam pedagogi, yang kemudian diterjemahkan ke dalam praktik nyata di kelas.
  • Mengoptimalkan Sumber Daya yang Ada: Pemanfaatan dana bantuan operasional pendidikan, seperti BOP PAUD, menjadi lebih terarah apabila digunakan untuk mendukung kegiatan belajar bersama yang terjadwal secara konsisten.
  • Membangun Semangat Kebersamaan: Saat berdiskusi dan belajar bersama, rasa solidaritas antar rekan sejawat akan tumbuh. Hal ini memperkuat mental dan mendukung guru untuk menghadapi tantangan profesional secara kolektif.

Komunitas belajar inilah yang dapat mentransformasikan peran guru PAUD dari sekadar pengajar menjadi motivator dan inovator sejati dalam dunia pendidikan.


Sinergi Antara Kebijakan dan Praktik Lapangan

Surat Edaran Menteri memberikan landasan hukum yang kuat melalui referensi pada sejumlah regulasi, seperti Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan berbagai peraturan pendukung lainnya. Kebijakan ini mengamanatkan agar setiap guru, termasuk di tingkat PAUD, mengalokasikan minimal satu hari dalam seminggu untuk kegiatan PKB yang terstruktur. Penjadwalan ini dirancang dengan cermat—agar tidak mengganggu proses belajar mengajar—serta agar kegiatan pengembangan profesional dapat berjalan secara kolektif dan bermakna. Dengan demikian, komunitas belajar menjadi manifestasi nyata dari komitmen untuk terus berkembang, sekaligus sebagai bukti penghargaan terhadap profesi guru sebagai agen perubahan di masyarakat.

Melalui sinergi ini, guru dapat membaca bukan hanya sebuah kebijakan, melainkan juga sebuah undangan untuk bertumbuh, berbagi, dan mengeksplorasi potensi diri secara maksimal. Ini merupakan momentum untuk menciptakan inovasi pendidikan yang berdampak, terutama dalam mengasuh dan mendidik anak usia dini yang merupakan fondasi bangsa.


Langkah Strategis Mewujudkan Komunitas Belajar PAUD

Untuk mengaktualisasikan peluang yang ditawarkan oleh kebijakan Hari Belajar Guru, berikut adalah beberapa langkah strategis yang bisa diterapkan oleh komunitas guru PAUD di Kabupaten Jember:

  1. Penetapan Jadwal Rutin dan Terstruktur:

    • Tentukan satu hari dalam minggu sebagai “Hari Belajar Guru” untuk pertemuan komunitas.
    • Lakukan perencanaan kegiatan secara bersama agar semua anggota merasa terlibat dan tidak ada kegiatan yang mengganggu proses mengajar.
  2. Penyusunan Agenda Pembelajaran:

    • Susun agenda yang mencakup diskusi kasus, studi lapangan, workshop, dan sesi berbagi pengalaman.
    • Libatkan berbagai pihak, seperti Kepala Sekolah, dinas pendidikan, maupun praktisi pendidikan, untuk memberikan wawasan baru.
  3. Optimalisasi Penggunaan Dana Operasional:

    • Manfaatkan dana operasional satuan pendidikan (BOP PAUD) dan sumber pendanaan lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan guna mendukung kegiatan pelatihan dan pengembangan.
  4. Pemanfaatan Teknologi dan Platform Digital:

    • Gunakan platform digital untuk diskusi daring dan penyimpanan materi pembelajaran agar informasi dapat diakses kapan saja dan oleh semua anggota komunitas.
  5. Evaluasi dan Refleksi Berkala:

    • Lakukan evaluasi setiap akhir pertemuan untuk mengidentifikasi hal-hal positif, tantangan yang dihadapi, serta rencana tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya.

Langkah-langkah tersebut tidak hanya meningkatkan kompetensi dan kinerja profesional, tetapi juga mendorong terbentuknya budaya pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan, sesuai dengan prinsip “berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan” yang diamanatkan dalam surat edaran.


Mewujudkan Visi Bersama: Menuju Generasi Berkarakter dan Kreatif

Perubahan positif dalam dunia pendidikan berawal dari keputusan setiap individu untuk terus belajar dan berinovasi. Melalui Komunitas Belajar PAUD, para guru di Kabupaten Jember memiliki kesempatan untuk:

  • Menjadi Agen Perubahan: Guru yang aktif berkolaborasi dan berdiskusi akan menjadi inspirasi bagi rekan-rekannya, sekaligus membentuk pola pikir yang progressif di lingkungan pendidikan.
  • Memperkuat Kualitas Pembelajaran: Dengan metode pengajaran yang lebih inovatif dan berbasis bukti pengalaman nyata, kualitas pembelajaran bagi anak usia dini akan meningkat secara signifikan.
  • Membangun Karakter Murid dari Dasar: Pendidikan anak usia dini yang menekankan kreativitas, rasa ingin tahu, dan semangat belajar akan menciptakan generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter juara.

Dengan fondasi yang kuat ini, Kabupaten Jember dapat menjadi cermin sukses dalam penerapan kebijakan PKB yang menyatu dengan praktik nyata di lapangan, sehingga guru PAUD tidak hanya bertransformasi sebagai tenaga pengajar, tetapi juga sebagai pionir inovasi pendidikan yang berdampak luas.


Aksi dan Harapan

Kepada seluruh guru PAUD di Kabupaten Jember, inilah waktunya untuk melangkah bersama. Mari manfaatkan momentum yang dihadirkan oleh Surat Edaran Hari Belajar Guru sebagai panggilan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme melalui komunitas belajar. Bersama-sama, kita dapat:

  • Membuka Ruang Diskusi yang Terbuka: Satukan ide, pengalaman, dan inovasi demi menciptakan metode pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan.
  • Menggali Potensi Diri Secara Mendalam: Jadikan setiap pertemuan sebagai wadah refleksi dan pengembangan kompetensi, sehingga setiap tantangan pendidikan dapat dihadapi dengan solusi kreatif.
  • Mendorong Kemajuan Pendidikan Nasional: Dengan guru yang profesional, tidak diragukan lagi generasi mendatang akan mendapatkan bekal yang lebih baik dalam menghadapi kompleksitas masa depan.

Mari kita jadikan komunitas belajar sebagai kekuatan kolektif yang memajukan mutu pendidikan, mencetak generasi yang tidak hanya pintar tetapi juga memiliki karakter tangguh dan kreatif. Kabupaten Jember dapat menjadi teladan dalam pelaksanaan PKB, yang pada gilirannya akan menjalar ke seluruh penjuru negeri, mengukir sejarah baru dalam dunia pendidikan.


Dengan fondasi kebijakan yang mendukung dan semangat belajar yang terus berkobar, perjalanan menuju pembaruan pendidikan anak usia dini dimulai dari sini. Apakah Anda siap untuk menjadi bagian dari perubahan besar ini? Jangan ragu untuk membuka dialog, bergabung dalam komunitas, dan ambil langkah pertama untuk menginspirasi dunia melalui pendidikan!


Daftar Pustaka 

  1. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia. (2025). Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 5684/MDM.B1/HK.04.00/2025 tentang Hari Belajar Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

  2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. (2005). Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

  3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara. (2023). Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

  4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017. (2017). Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

  5. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020. (2020). Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

  6. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. (2018). Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

  7. Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor I Tahun 2024 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. (2024). Jakarta: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

  8. UU ITE Nomor 11 Tahun 2008 Pasal 5 Ayat 1. (2008). Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik sebagai Alat Bukti yang Sah. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.


Demikian informasi pagi ini yang bisa Mas Zay berikan, semoga bisa bermanfaat dan menambah semangat bagi seluruh guru PAUD di Kabupaten Jember dalam mengikuti dan menghidupkan Komunitas Belajar PAUD di Kecamatannya masing-masing dalam rangka untuk Peningkatan Kompetensi Bekelanjutan (PKB) yang berujung pada pembelajaran yang menyenangkan bagi murid yang dikenal dengan Student wellbeing.

Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Mas Zay harapkan demi perbaikan Blog ini.... Salam Belinasi ( belajar literasi dan Numerasi)

Senin, 14 April 2025

Cinta Yang Tertunda (Bab 2: Jembatan Cinta)



Bab 2: Jembatan Cinta

Langit malam penuh bintang menemani Mira yang duduk termenung di beranda rumahnya. Ia tidak bisa berhenti memikirkan pertemuan singkat dengan Ali. Ada sesuatu yang berbeda dari pemuda itu—begitu tulus, sederhana, dan penuh semangat hidup. Mira merasa ada jarak besar antara dunianya yang serba nyaman dan dunia Ali yang penuh perjuangan. Namun entah mengapa, ia ingin menjelajahi dunia itu.

Kesempatan datang lebih cepat daripada yang Mira duga. Seminggu setelah acara bakti sosial, ia mendengar dari salah satu staf keluarga bahwa Ali adalah mahasiswa yang sering datang ke perpustakaan umum untuk mengerjakan tugasnya. Dengan rasa penasaran yang semakin besar, Mira memutuskan untuk datang ke perpustakaan dengan alasan mencari buku.

Di sana, ia melihat Ali sedang duduk di salah satu sudut ruangan, dikelilingi tumpukan buku dan laptop tua. Mira memberanikan diri untuk mendekatinya.

Mira: "Hei, Ali, kan?"

Ali mengangkat wajahnya, sedikit terkejut, tetapi kemudian tersenyum kecil. "Oh, iya. Kamu Mira, kalau nggak salah?"

Mira mengangguk. "Kamu sering ke sini, ya?"

Ali: "Iya, tempatnya tenang, dan koleksi bukunya lengkap."

Percakapan sederhana itu menjadi awal dari serangkaian pertemuan mereka. Mira mulai sering datang ke perpustakaan, kadang dengan alasan mencari buku, kadang hanya ingin duduk di dekat Ali. Mereka mulai berbagi cerita—tentang kehidupan, mimpi, dan perjuangan.

Mira: "Ali, kamu nggak pernah merasa hidup ini terlalu berat?"

Ali tersenyum kecil. "Tentu saja berat, tapi itu bukan alasan untuk menyerah. Saya percaya setiap orang punya jalan masing-masing."

Mira: "Kadang aku merasa semua yang aku punya tidak benar-benar membuatku bahagia. Semua ini seperti... kosong."

Ali menatapnya dengan mata penuh pengertian. "Bahagia itu bukan tentang apa yang kita punya, tapi bagaimana kita menjalani hidup. Kamu mungkin hanya belum menemukan alasan untuk bahagia."

Semakin sering mereka bertemu, semakin dalam hubungan mereka berkembang. Mira mulai melihat dunia dari sudut pandang Ali, dan Ali mulai memahami bahwa tidak semua orang yang kaya bahagia dengan kehidupannya. Namun, bayangan tentang kesenjangan di antara mereka tidak pernah sepenuhnya hilang.

Konflik mulai muncul ketika teman-teman Mira mulai curiga dan memberikan komentar tajam tentang kedekatan mereka. "Mira, kamu serius bergaul sama cowok kayak dia? Apa kata orang nanti?" tanya salah satu temannya dengan nada merendahkan.

Mira merasa tertekan, tetapi ia juga sadar bahwa Ali berbeda dari siapa pun yang pernah ia kenal. Di sisi lain, Ali juga mulai merasakan bahwa dunia Mira terlalu jauh dari dunianya, dan meskipun ia menyukai Mira, ada keraguan yang menghantuinya.

Bagaimana sobat pembaca.... masihkah ingin melanjutkan ceritanya.....


Bab 3: Rahasia yang Terbongkar ......

Pada bab ini Mas Zay bercerita tentang Keluarga Mira ternyata menyimpan rahasia. Ayah Mira dulu berasal dari latar belakang sederhana seperti Ali, dan suksesnya tidak didapatkan dengan cara yang sepenuhnya bersih. Ketika Mira mengetahui ini, dia mulai mempertanyakan nilai-nilai keluarganya. Di saat yang sama, Ali mengetahui bahwa keluarganya pernah menjadi korban dari kebijakan yang diterapkan oleh ayah Mira di masa lalu.

Hal ini menjadi penghalang besar di antara mereka. Mira merasa terhimpit di antara cinta dan rasa hormat kepada keluarganya, sedangkan Ali harus menghadapi kebingungan emosional antara cinta dan dendam.... tunggu cerita lengkapnya ya.....