Di bandara negara, Risky disambut oleh
perwakilan pemerintah dan keluarganya. Ibunya, dengan air mata bahagia, memeluk
erat anaknya yang kini menjadi kebanggaan bangsa.
Ibu:
"Kamu tidak pernah lupa rumah ini, ya, Nak? Ibu tahu meskipun jauh, hatimu
selalu ada di sini."
Risky:
"Bu, semua yang aku lakukan ini berawal dari mimpi yang tumbuh di desa
kita. Aku ingin mimpi ini juga memberi manfaat untuk negara kita."
Dengan hati yang penuh semangat, Risky
memulai pekerjaannya di Indonesia. Ia diberi akses ke sebuah laboratorium
teknologi yang baru dibangun, bekerja bersama tim insinyur muda lokal yang
penuh dedikasi.
Prototipe dan Pengujian Sukses
Langkah pertama Risky adalah membangun
prototipe mobil listrik yang sederhana namun efisien, yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat negaranya. Ia sering mengadakan sesi brainstorming dengan timnya, mengajarkan
teknik-teknik inovatif yang ia pelajari di Jerman.
Anggota Tim:
"Risky,
teknologi ini baru bagi kami, tapi cara Anda memimpin membuat kami merasa yakin
bahwa ini bisa berhasil."
Risky:
"Kita bekerja bersama sebagai tim. Keberhasilan kita adalah keberhasilan
bangsa ini. Mari jadikan ini langkah pertama untuk kita yang lebih maju."
Setelah delapan bulan penuh kerja
keras, prototipe pertama mobil listrik Risky berhasil diselesaikan. Mobil
tersebut diuji coba pada acara kenegaraan, dan keberhasilannya menjadi sorotan
publik. Presiden saat itu memberikan pidato apresiasi, menyebut inovasi Risky
sebagai bukti bahwa putra bangsa mampu bersaing di tingkat global.
Pada suasana acara tersebut, Risky
berdiri di samping mobil listriknya yang tengah diuji di hadapan tamu-tamu
penting. Suara tepuk tangan menggelegar saat mobil itu melaju mulus di lapangan
upacara.
Presiden:
"Risky, Anda adalah teladan bagi generasi muda Indonesia. Kami berharap
apa yang Anda mulai ini menjadi awal dari era baru transportasi di negara
kita."
Di tengah kebahagiaan itu, Risky hanya
tersenyum dengan rendah hati, merasa bahwa ini adalah langkah kecil pertama
dari mimpinya yang lebih besar.
Harapan yang
Terbentur Tantangan Politik
Namun, kebahagiaan itu tidak
berlangsung lama. Setahun kemudian, pemerintahan berganti. Proyek pengembangan
mobil listrik Risky tidak lagi menjadi prioritas. Dukungan anggaran dihentikan,
dan laboratorium yang telah menjadi tempat berinovasi berubah menjadi bangunan
kosong tanpa aktivitas.
Risky mencoba mengajukan proposal
kepada berbagai pihak untuk melanjutkan proyeknya, tetapi tantangan birokrasi
dan perubahan kebijakan menghalangi jalannya. Dalam sebuah rapat dengan timnya,
Risky berusaha menyemangati mereka meskipun situasi semakin sulit.
Risky:
"Kita tahu bahwa jalan ini tidak akan mudah. Tapi ingatlah, kita memulai
ini untuk masa depan negara ini. Meskipun proyek ini terhenti, mimpi kita tidak
boleh berhenti."
Malam itu, di ruang kerjanya yang kini
sepi, Risky merenung sambil menatap sketsa mobil listrik yang pernah ia
rancang. Dalam hatinya, ia berjanji bahwa meskipun tantangan terus menghadang,
ia akan menemukan cara untuk melanjutkan perjuangannya.
"Mimpi ini bukan hanya untukku. Ini adalah harapan untuk bangsa. Jika pintu tertutup, aku akan mencari jalan lain."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar