Hari
kelulusan SMA menjadi salah satu momen yang paling berharga dalam hidup Risky.
Dengan nilai yang sangat memuaskan dan penghargaan sebagai siswa terbaik, ia
berdiri di podium di depan keluarga, teman-teman, dan guru-guru yang telah
mendukungnya selama ini. Tepuk tangan menggema di aula sekolah saat ia menerima
penghargaan tersebut, tetapi hatinya berdebar lebih keras karena kabar besar
yang ia dapatkan beberapa hari sebelumnya: ia mendapatkan beasiswa penuh untuk
melanjutkan studi ke Jerman.
Di
rumah pada malam kelulusan, Risky duduk di meja makan bersama keluarganya.
Lampu minyak menerangi ruangan dengan cahaya hangat, dan makanan sederhana
menjadi simbol rasa syukur.
Risky:
"Ibu, Ayah, aku ingin mengucapkan terima kasih. Aku tahu semua ini tidak
akan terjadi tanpa dukungan Ibu dan Ayah. Beasiswa ini adalah awal dari
perjalanan baru."
Ayahnya,
yang biasanya hanya berbicara sedikit, menatap Risky dengan mata penuh
kebanggaan.
Ayah:
"Kamu telah membuktikan bahwa kerja keras dan mimpi tidak pernah sia-sia.
Kami tidak bisa memberimu banyak, Nak, tetapi kami selalu percaya bahwa kamu
akan menjadi seseorang yang luar biasa, hanya do’a yang Ayah dan Ibu bisa
berikan untuk perjuanganmu di Jerman nanti"
Ibunya
mengusap air mata yang tak bisa ditahan, lalu menggenggam tangan Risky dengan
erat.
Ibu:
"Pergilah, Nak. Raih mimpimu di sana. Jangan lupa asalmu, dan tetap rendah
hati."
Perjalanan
Risky menuju Jerman dimulai dengan rasa haru sekaligus gugup. Di bandara, Pak
Arif, guru yang telah menjadi mentor dan pendukungnya sejak SMP, datang untuk
mengucapkan selamat jalan.
Pak Arif:
"Risky,
saya bangga melihatmu sampai di titik ini. Jangan takut dengan tantangan di
negeri orang. Jadikan itu batu loncatan untuk menggapai mimpi-mimpimu.
Ingatlah, selalu ada do’a kami untukmu."
Dengan
koper di tangan dan mimpi besar di hati, Risky melangkah menuju pesawat yang
akan membawanya ke Jerman, meninggalkan tanah airnya sementara, untuk mengejar
ilmu pengetahuan.
Awal
Perjalanan di Negeri yang Jauh
Ketika tiba di
Jerman, Risky merasa seakan berada di dunia yang berbeda. Kota yang sibuk,
udara yang dingin, dan bahasa yang asing menjadi tantangan yang langsung
menyambutnya. Namun, ia bertekad untuk beradaptasi. Hari pertama di universitas
Teknik Kelistrikan menjadi momen bersejarah. Gedung-gedung megah dan fasilitas
penelitian canggih membuatnya merasa kecil, tetapi ia tahu bahwa tempat ini
adalah medan untuk membuktikan kemampuan dirinya.
Di kelas, ia mulai belajar tentang teori
listrik dan mekanika dari dosen-dosen terkemuka. Salah satunya adalah Profesor
Klaus, seorang ahli di bidang motor listrik, yang segera melihat potensi besar
dalam diri Risky.
Profesor Klaus:
"Risky, saya
lihat Anda memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep teknik. Apa Anda
tertarik untuk bergabung dalam proyek penelitian saya?"
Risky
mengangguk dengan semangat, meski masih merasa gugup.
Risky:
"Tentu, Profesor. Saya ingin belajar lebih banyak dan berkontribusi
sebanyak mungkin."
Proyek
penelitian itu menjadi titik awal bagi Risky untuk menunjukkan bakatnya. Ia
bekerja keras, tidak hanya di laboratorium tetapi juga di luar kelas, untuk
memahami teknologi motor listrik yang sedang dikembangkan. Sifat tekunnya
membuatnya segera dikenal sebagai salah satu mahasiswa yang paling berdedikasi.
Di
asrama tempat tinggalnya, ia bertemu dengan teman-teman dari berbagai negara
yang menjadi sahabat dan pendukungnya. Salah satunya adalah Ahmed, seorang
mahasiswa asal Mesir, yang berbagi cerita tentang perjuangannya di bidang
teknik.
Ahmed:
"Risky, aku kagum pada ketekunanmu. Kau tahu, mimpi kita mirip: ingin
membuat teknologi yang bisa membantu banyak orang."
Risky tersenyum sambil mengaduk kopi di
dapur kecil asrama.
Risky:
"Kita semua di sini berjuang demi mimpi. Aku percaya setiap langkah kecil
akan membawa kita lebih dekat ke tujuan besar."
Dinamika
Akademis dan Awal Keberhasilan
Selama masa kuliahnya, Risky menjadi
mahasiswa yang paling berprestasi, bahkan dipercaya menjadi asisten dosen. Ia
membantu para dosen dalam mengajar dan membimbing mahasiswa lain, sebuah
pengalaman yang tidak hanya memperkaya ilmunya tetapi juga memperkokoh
reputasinya di kampus.
Dalam
satu proyek besar, ia berhasil merancang prototipe motor listrik yang lebih
efisien dengan biaya produksi yang lebih rendah. Temuan ini menarik perhatian
banyak pihak, termasuk perusahaan-perusahaan besar di Jerman.
Pada malam kelulusannya, Risky berdiri di auditorium universitas dengan toga dan wajah penuh kebanggaan. Ia adalah salah satu mahasiswa yang lulus tercepat dan dengan nilai terbaik. Para dosen, teman-teman, dan keluarga dari jauh merayakan keberhasilannya. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih besar.
Sekian dulu ya ceritanya... kita sambung lagi di Bab V. Keberhasilan dan Hak Paten
Setuju
BalasHapusSetuju
BalasHapusSetuju
BalasHapus