Rabu, 07 Mei 2025

MIMPI DI ATAS ASA (Bab IV: Meniti Jalan ke Jerman)

 


Hari kelulusan SMA menjadi salah satu momen yang paling berharga dalam hidup Risky. Dengan nilai yang sangat memuaskan dan penghargaan sebagai siswa terbaik, ia berdiri di podium di depan keluarga, teman-teman, dan guru-guru yang telah mendukungnya selama ini. Tepuk tangan menggema di aula sekolah saat ia menerima penghargaan tersebut, tetapi hatinya berdebar lebih keras karena kabar besar yang ia dapatkan beberapa hari sebelumnya: ia mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan studi ke Jerman.

Di rumah pada malam kelulusan, Risky duduk di meja makan bersama keluarganya. Lampu minyak menerangi ruangan dengan cahaya hangat, dan makanan sederhana menjadi simbol rasa syukur.

Risky:
"Ibu, Ayah, aku ingin mengucapkan terima kasih. Aku tahu semua ini tidak akan terjadi tanpa dukungan Ibu dan Ayah. Beasiswa ini adalah awal dari perjalanan baru."

Ayahnya, yang biasanya hanya berbicara sedikit, menatap Risky dengan mata penuh kebanggaan.

Ayah:
"Kamu telah membuktikan bahwa kerja keras dan mimpi tidak pernah sia-sia. Kami tidak bisa memberimu banyak, Nak, tetapi kami selalu percaya bahwa kamu akan menjadi seseorang yang luar biasa, hanya do’a yang Ayah dan Ibu bisa berikan untuk perjuanganmu di Jerman nanti"

Ibunya mengusap air mata yang tak bisa ditahan, lalu menggenggam tangan Risky dengan erat.

Ibu:
"Pergilah, Nak. Raih mimpimu di sana. Jangan lupa asalmu, dan tetap rendah hati."

Perjalanan Risky menuju Jerman dimulai dengan rasa haru sekaligus gugup. Di bandara, Pak Arif, guru yang telah menjadi mentor dan pendukungnya sejak SMP, datang untuk mengucapkan selamat jalan.

Pak Arif:

"Risky, saya bangga melihatmu sampai di titik ini. Jangan takut dengan tantangan di negeri orang. Jadikan itu batu loncatan untuk menggapai mimpi-mimpimu. Ingatlah, selalu ada do’a kami untukmu."

Dengan koper di tangan dan mimpi besar di hati, Risky melangkah menuju pesawat yang akan membawanya ke Jerman, meninggalkan tanah airnya sementara, untuk mengejar ilmu pengetahuan.

Awal Perjalanan di Negeri yang Jauh

Ketika tiba di Jerman, Risky merasa seakan berada di dunia yang berbeda. Kota yang sibuk, udara yang dingin, dan bahasa yang asing menjadi tantangan yang langsung menyambutnya. Namun, ia bertekad untuk beradaptasi. Hari pertama di universitas Teknik Kelistrikan menjadi momen bersejarah. Gedung-gedung megah dan fasilitas penelitian canggih membuatnya merasa kecil, tetapi ia tahu bahwa tempat ini adalah medan untuk membuktikan kemampuan dirinya.

Di kelas, ia mulai belajar tentang teori listrik dan mekanika dari dosen-dosen terkemuka. Salah satunya adalah Profesor Klaus, seorang ahli di bidang motor listrik, yang segera melihat potensi besar dalam diri Risky.

Profesor Klaus:

"Risky, saya lihat Anda memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep teknik. Apa Anda tertarik untuk bergabung dalam proyek penelitian saya?"

Risky mengangguk dengan semangat, meski masih merasa gugup.

Risky:
"Tentu, Profesor. Saya ingin belajar lebih banyak dan berkontribusi sebanyak mungkin."

Proyek penelitian itu menjadi titik awal bagi Risky untuk menunjukkan bakatnya. Ia bekerja keras, tidak hanya di laboratorium tetapi juga di luar kelas, untuk memahami teknologi motor listrik yang sedang dikembangkan. Sifat tekunnya membuatnya segera dikenal sebagai salah satu mahasiswa yang paling berdedikasi.

Di asrama tempat tinggalnya, ia bertemu dengan teman-teman dari berbagai negara yang menjadi sahabat dan pendukungnya. Salah satunya adalah Ahmed, seorang mahasiswa asal Mesir, yang berbagi cerita tentang perjuangannya di bidang teknik.

Ahmed:
"Risky, aku kagum pada ketekunanmu. Kau tahu, mimpi kita mirip: ingin membuat teknologi yang bisa membantu banyak orang."

Risky tersenyum sambil mengaduk kopi di dapur kecil asrama.

Risky:
"Kita semua di sini berjuang demi mimpi. Aku percaya setiap langkah kecil akan membawa kita lebih dekat ke tujuan besar."

Dinamika Akademis dan Awal Keberhasilan

Selama masa kuliahnya, Risky menjadi mahasiswa yang paling berprestasi, bahkan dipercaya menjadi asisten dosen. Ia membantu para dosen dalam mengajar dan membimbing mahasiswa lain, sebuah pengalaman yang tidak hanya memperkaya ilmunya tetapi juga memperkokoh reputasinya di kampus.

Dalam satu proyek besar, ia berhasil merancang prototipe motor listrik yang lebih efisien dengan biaya produksi yang lebih rendah. Temuan ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk perusahaan-perusahaan besar di Jerman.

Pada malam kelulusannya, Risky berdiri di auditorium universitas dengan toga dan wajah penuh kebanggaan. Ia adalah salah satu mahasiswa yang lulus tercepat dan dengan nilai terbaik. Para dosen, teman-teman, dan keluarga dari jauh merayakan keberhasilannya. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih besar.


Sekian dulu ya ceritanya... kita sambung lagi di Bab V. Keberhasilan dan Hak Paten

3 komentar: