Jumat, 11 April 2025

Cinta Yang Tertunda (Bab: Pendahuluan & Bab 1. Dunia yang Berbeda)


 

Bab: Pendahuluan

 

Setiap perjalanan memiliki awal, dan setiap cinta memiliki cerita yang unik. Kisah Mira dan Ali dimulai dari pertemuan sederhana yang perlahan tumbuh menjadi ikatan yang begitu dalam. Mereka adalah dua individu dengan impian besar, namun dengan cara pandang yang kerap berbeda. Perbedaan-perbedaan itulah yang mempertemukan mereka di satu sisi, namun perlahan juga menjadi jurang yang memisahkan.

Pada suatu masa, mereka saling mencintai dengan cara yang begitu polos, mempercayai bahwa cinta itu cukup untuk mengatasi segala hal. Namun hidup, dengan segala dinamika dan ujian yang tak terduga, menunjukkan bahwa cinta saja tidak selalu bisa menjembatani segalanya. Mereka terpisah, membawa luka dan kenangan masing-masing, melanjutkan hidup dengan caranya sendiri.

Bab Pendahuluan ini adalah tentang bagaimana kisah mereka dimulai, penuh dengan harapan dan kebahagiaan, namun juga tantangan yang tak terhindarkan. Kehidupan Mira, seorang pemimpi di dunia sastra, dan Ali, arsitek dengan jiwa yang mendalam, membawa mereka ke perjalanan yang tidak mudah. Namun, di tengah segala perbedaan dan jarak, benang merah cinta mereka tetap mengikat.

Apakah cinta yang telah tumbuh dalam diri mereka akan menemukan jalannya kembali? Ataukah mereka telah ditakdirkan untuk melangkah di jalan berbeda? Bab demi bab dalam buku ini akan membawa pembaca menyusuri perjalanan cinta yang penuh emosi, keputusan besar, dan pertanyaan yang tak mudah dijawab.

Mari kita memulai cerita ini dari awal, di mana benih cinta itu pertama kali ditanam, dan bagaimana ia bertahan menghadapi badai waktu. Setiap halaman adalah langkah menuju jawaban, dan setiap kata adalah jejak cinta yang mereka tinggalkan.



Bab 1: Dunia yang Berbeda

 

Mentari pagi mulai menyusup melalui celah-celah tirai kamar yang megah. Di dalam sebuah kamar berlapis marmer dengan perabotan mahal yang tertata sempurna, Mira duduk di sisi tempat tidurnya. Ia memandang kosong ke luar jendela, memperhatikan burung-burung yang terbang bebas di udara. Di tengah segala kemewahan yang mengelilinginya, ada perasaan hampa yang tak bisa ia jelaskan.

“Hari ini ada acara bakti sosial, Mira. Tolong tampilkan yang terbaik,” suara ibunya terdengar dari luar pintu, penuh otoritas seperti biasanya. Mira mengangguk meski tahu ibunya tidak bisa melihat. Dia tahu, bakti sosial itu lebih untuk citra keluarga daripada benar-benar membantu orang lain.

Sementara itu, di sebuah sudut kota yang jauh berbeda, Ali sudah memulai harinya. Jam beker tuanya berbunyi tepat pukul lima pagi, dan itu adalah tanda baginya untuk bersiap bekerja di bengkel sebelum berangkat kuliah. Ruang kecil yang ia sebut rumah terasa hangat oleh kehadiran ibunya, yang sudah sibuk menyiapkan sarapan sederhana.

“Ali, jangan lupa makan dulu sebelum pergi,” kata ibunya sambil menatap penuh kasih.

Ali tersenyum kecil, “Iya, Bu. Terima kasih. Nanti Ali pulang lebih awal buat bantu Ibu.”

Meski hidup mereka serba pas-pasan, Ali merasa cukup. Setiap hari adalah perjuangan, tapi setiap perjuangan mengajarkan arti kehidupan yang sebenarnya.

Hari itu, dua dunia yang sangat berbeda dipertemukan oleh takdir. Dalam acara bakti sosial yang diadakan di sebuah desa kecil, Mira berdiri dengan senyum formal di samping ibunya, sementara para tamu undangan dan wartawan sibuk mengabadikan momen. Tidak jauh dari sana, Ali sedang sibuk membantu tim teknis mendistribusikan barang-barang bantuan.

Pandangan Mira berhenti pada sosok Ali yang tampak berbeda dari orang-orang di sekitarnya. Dia tidak mengenakan jas mahal atau berdiri dengan angkuh seperti tamu lainnya. Ali sibuk bekerja, mengangkat kotak-kotak berat dengan tangan yang penuh tenaga, namun tetap menyempatkan diri untuk tersenyum pada orang-orang di sekitarnya.

Sebuah kesempatan membawa mereka dalam satu momen. Saat itu, Mira tanpa sengaja menjatuhkan sebotol air dari meja, dan Ali dengan sigap mengambilnya.

“Ini, airnya,” kata Ali sambil menyodorkan botol itu.

Mira terkejut dan tersenyum canggung. “Oh, terima kasih.”

Ali mengangguk dan segera kembali ke pekerjaannya, seolah pertemuan singkat itu bukan sesuatu yang berarti. Namun bagi Mira, ada sesuatu dalam tatapan Ali yang membuatnya penasaran. Ali terlihat berbeda—bukan dalam penampilan, tapi dalam caranya membawa diri. Ada sesuatu yang tulus, yang tidak pernah Mira temui dalam lingkungannya.

Hari itu mungkin hanya awal, tapi itu adalah awal yang akan mengubah hidup mereka berdua.


Bersambung..... Bab 2: Jembatan Cinta

Bagaimana sobat..... masihkah ingin tahu cerita selanjutnya.... 

Saya tunggu komentarnya.....

Kamis, 10 April 2025

Cinta Yang Tertunda (Sinopsis)


Sinopsis

Buku ini mengisahkan perjalanan cinta antara Mira dan Ali, dua individu dari latar belakang yang sangat berbeda. Mira, seorang pemimpi dari dunia yang penuh kemewahan, dan Ali, seorang pemuda sederhana yang hidup penuh perjuangan, bertemu secara tak terduga dalam sebuah acara sosial. Dari pertemuan awal itu, tumbuhlah hubungan yang perlahan menggali makna cinta sejati di tengah perbedaan yang mencolok di antara mereka.

Namun, kisah ini bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang perjuangan menghadapi perbedaan, luka masa lalu, dan tekanan dari lingkungan sekitar. Mira dan Ali dipaksa untuk membuat keputusan yang sulit, mempertanyakan apakah cinta dapat menjembatani jurang yang ada di antara mereka.

Buku yang terdiri dari sembilan Bab ini penuh dengan emosi, nilai pengorbanan, dan harapan, membawa pembaca menyusuri liku-liku perjalanan hidup dan cinta mereka. Melalui setiap bab, pembaca diajak untuk merenungkan arti cinta sejati dan bagaimana takdir dapat membawa dua hati bertemu kembali di tengah perbedaan.

Salam Persahabatan..... dan insyaAllah besok kita mulai dari Bab Pendahuluan dari buku ini ....